Jakarta
- Microsoft kembali mengingatkan kalangan bisnis dan konsumen Indonesia
yang masih menggunakan PC dengan Windows XP bahwa pada 8 April 2014, layanan untuk Windows XP akan ditutup.
Dengan waktu yang sudah dekat ini, masih ada lebih dari 9,6 juta PC di Indonesia, atau empat dari 10 PC masih menggunakan Windows XP, sistem operasi berusia 11 tahun yang tidak lagi dapat bertahan menghadapi serangan keamanan yang canggih, atau memenuhi kebutuhan privasi dan produktivitas.
Terhitung 8 April 2014, Microsoft tidak lagi menyediakan update security serta perbaikan lain, dukungan teknis melalui telepon serta konten lain untuk Windows XP. Artinya, pengguna Windows XP sama sekali tidak akan mendapat update yang akan melindungi PC mereka dari virus, spyware, maupun software berbahaya lain, yang berdampak pada downtime atau kompatibilitas.
Microsoft menghimbau pelaku bisnis dan konsumen yang masih menggunakan PC dengan Windows XP untuk melakukan upgrade ke Windows 7 atau Windows 8. Berdasarkan laporan dari Microsoft’s Security Intelligence Report, Volume 14 edisi April 2013, Windows XP dengan SP3 lebih rentan 56,5 kali lipat dibandingkan Windows 8 RTMi.
Angka StatCounter bulan September 2013 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu basis Windows XP terbesar di Asia Pasifikii. Windows XP masih digunakan di sekitar 36 persen dari seluruh PC yang ada di Indonesia, atau sekitar 9,6 juta PC, kurang lebih sama dengan jumlah penduduk Swedia.
Kabar baiknya, pada bulan September 2013, bisnis dan konsumen berangsur-angsur beralih ke sistem operasi yang lebih baru, dan setidaknya 53 persen dari semua PC di Indonesia kini menjalankan Windows 7 atau 8.
Lucky Gani, Business Group Head, Windows Division, Microsoft Indonesia, mengatakan kesadaran kalangan bisnis maupun konsumen Indonesia untuk menjadikan migrasi ini prioritas masih kurang.
”Meskipun berat, konsumen perlu mempertimbangkan sistem operasi yang lebih baru seperti Windows 7 atau 8 untuk memodernisasi perangkat komputasi dan menjawab ancaman yang membahayakan keamanan informasi mereka,” ujarnya dari siaran tertulis yang diterima Minggu (13/10).
Hal ini berdampak pada biaya tak langsung apabila terjadi gangguan terhadap kelancaran bisnis. Waktu implementasi umumnya berkisar antara tiga hingga enam bulan untuk bisnis, dan kami mengkuatirkan waktu yang sangat sempit. Namun kami siap membantu konsumen Indonesia melakukan upgrade.
Para analis industri juga sepakat bahwa sudah saatnya bisnis meninggalkan Windows XP. Dalam waktu yang tinggal enam bulan menuju akhir dukungan untuk Windows XP, para analis TI terus memberikan edukasi tentang kritisnya kondisi yang dihadapi.
“Waktu semakin sempit. Agar PC dapat terus mendapat dukungan dan dapat dioperasikan, konsumen dan bisnis perlu migrasi ke sistem operasi yang lebih baru, dengan berakhirnya dukungan terhadap Windows XP enam bulan lagi,” kata Handoko Andi, Manager Client Devices Research, IDC Asia/Pacific.
Charlie Dai, Principal Consultant, Enterprise Architecture, Forrester Research, yang menerbitkan blog berjudul “Berpikir ke depan dan pendekatan pragmatis Migrasi Windows”, berpendapat Windows XP dan Windows Server 2003 telah digunakan luas baik di sisi klien maupun server.
Baru sedikit perusahaan yang menjadikan migrasi Windows bagian dari langkah evolusi TI mereka. Saya yakin inilah saatnya para profesional TI serius mempertimbangkan upgrade Windows dalam agenda mereka enam bulan ke depan karena Windows XP dan OS bajakan tidak dapat diandalkan lagi untuk mendukung bisnis.
”Kami yakin bahwa Windows akan terus menjadi sistem operasi terdepan mengingat basis pengalaman profesional TI di 90 persen perusahaan di seluruh dunia tetap pada Windows. Hadirnya update terbaru Windows 8.1 juga semakin melengkapi alasan untuk bermigrasi,” jelasnya.
Konsumen dapat mengunjungi situs Windows Upgrade Centre, berisi informasi dan pandangan dari para analis dan konsumen tentang perjalanan migrasi mereka dari XP, dan penawaran khusus dari para mitra Microsoft. Microsoft juga menjadwalkan Webcast berjudul “Menata kembali cara Anda bekerja dengan Windows 8 dan beragam perangkat terbaru” dengan studi kasus dari Campari Australia pada tanggal 16 Oktober 2013 jam 10 pagi.
Dengan waktu yang sudah dekat ini, masih ada lebih dari 9,6 juta PC di Indonesia, atau empat dari 10 PC masih menggunakan Windows XP, sistem operasi berusia 11 tahun yang tidak lagi dapat bertahan menghadapi serangan keamanan yang canggih, atau memenuhi kebutuhan privasi dan produktivitas.
Terhitung 8 April 2014, Microsoft tidak lagi menyediakan update security serta perbaikan lain, dukungan teknis melalui telepon serta konten lain untuk Windows XP. Artinya, pengguna Windows XP sama sekali tidak akan mendapat update yang akan melindungi PC mereka dari virus, spyware, maupun software berbahaya lain, yang berdampak pada downtime atau kompatibilitas.
Microsoft menghimbau pelaku bisnis dan konsumen yang masih menggunakan PC dengan Windows XP untuk melakukan upgrade ke Windows 7 atau Windows 8. Berdasarkan laporan dari Microsoft’s Security Intelligence Report, Volume 14 edisi April 2013, Windows XP dengan SP3 lebih rentan 56,5 kali lipat dibandingkan Windows 8 RTMi.
Angka StatCounter bulan September 2013 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu basis Windows XP terbesar di Asia Pasifikii. Windows XP masih digunakan di sekitar 36 persen dari seluruh PC yang ada di Indonesia, atau sekitar 9,6 juta PC, kurang lebih sama dengan jumlah penduduk Swedia.
Kabar baiknya, pada bulan September 2013, bisnis dan konsumen berangsur-angsur beralih ke sistem operasi yang lebih baru, dan setidaknya 53 persen dari semua PC di Indonesia kini menjalankan Windows 7 atau 8.
Lucky Gani, Business Group Head, Windows Division, Microsoft Indonesia, mengatakan kesadaran kalangan bisnis maupun konsumen Indonesia untuk menjadikan migrasi ini prioritas masih kurang.
”Meskipun berat, konsumen perlu mempertimbangkan sistem operasi yang lebih baru seperti Windows 7 atau 8 untuk memodernisasi perangkat komputasi dan menjawab ancaman yang membahayakan keamanan informasi mereka,” ujarnya dari siaran tertulis yang diterima Minggu (13/10).
Hal ini berdampak pada biaya tak langsung apabila terjadi gangguan terhadap kelancaran bisnis. Waktu implementasi umumnya berkisar antara tiga hingga enam bulan untuk bisnis, dan kami mengkuatirkan waktu yang sangat sempit. Namun kami siap membantu konsumen Indonesia melakukan upgrade.
Para analis industri juga sepakat bahwa sudah saatnya bisnis meninggalkan Windows XP. Dalam waktu yang tinggal enam bulan menuju akhir dukungan untuk Windows XP, para analis TI terus memberikan edukasi tentang kritisnya kondisi yang dihadapi.
“Waktu semakin sempit. Agar PC dapat terus mendapat dukungan dan dapat dioperasikan, konsumen dan bisnis perlu migrasi ke sistem operasi yang lebih baru, dengan berakhirnya dukungan terhadap Windows XP enam bulan lagi,” kata Handoko Andi, Manager Client Devices Research, IDC Asia/Pacific.
Charlie Dai, Principal Consultant, Enterprise Architecture, Forrester Research, yang menerbitkan blog berjudul “Berpikir ke depan dan pendekatan pragmatis Migrasi Windows”, berpendapat Windows XP dan Windows Server 2003 telah digunakan luas baik di sisi klien maupun server.
Baru sedikit perusahaan yang menjadikan migrasi Windows bagian dari langkah evolusi TI mereka. Saya yakin inilah saatnya para profesional TI serius mempertimbangkan upgrade Windows dalam agenda mereka enam bulan ke depan karena Windows XP dan OS bajakan tidak dapat diandalkan lagi untuk mendukung bisnis.
”Kami yakin bahwa Windows akan terus menjadi sistem operasi terdepan mengingat basis pengalaman profesional TI di 90 persen perusahaan di seluruh dunia tetap pada Windows. Hadirnya update terbaru Windows 8.1 juga semakin melengkapi alasan untuk bermigrasi,” jelasnya.
Konsumen dapat mengunjungi situs Windows Upgrade Centre, berisi informasi dan pandangan dari para analis dan konsumen tentang perjalanan migrasi mereka dari XP, dan penawaran khusus dari para mitra Microsoft. Microsoft juga menjadwalkan Webcast berjudul “Menata kembali cara Anda bekerja dengan Windows 8 dan beragam perangkat terbaru” dengan studi kasus dari Campari Australia pada tanggal 16 Oktober 2013 jam 10 pagi.
0 komentar:
Posting Komentar